Review film Petak Umpet Minako ; lagi-lagi gak sesuai dengan ekspektasi.

Review film PETAK UMPET MINAKO; lagi-lagi gak sesuai ekspektasi.

Apakah waktu kecil kalian sering bermain petak umpet?, kalau saya sih sering. Petak umpet adalah permainan paling menyenangkan bagi saya dulu,—dan mungkin sampai sekarang.

Bersembunyi menghindari si penjaga. Itulah yang membuat saya sangat menyukai permainan ini. So, ada sisi tegang-tegangnya gitu, hahaha.

Begitupun film ini, Menceritakan permainan Urban Legend asal Jepang yaitu Hitori Kakurenbo. Yaitu permainan petak umpet bersama hantu. Jika bermain dengan manusia udah tegang apalagi dengan hantu. Jadi, kebayang kan tegangnya?. 

Film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama karya @manhalfod (eh, bener kan penulisannya?, maaf kalo salah ya^^) bercerita tentang malam reuni SMA, Gabby dan Baron mendatangi gedung tua bekas sekolah SMA mereka yang sedang direnovasi. Awalnya Baron tidak berminat datang ke acara reuni tersebut, namun Gabby memaksanya. Baron pun datang menyusul teman-temannya yang sudah berada di gedung tua itu.

Saat sedang mencari Gabby dan teman-temannya, Baron mengalami berbagai kejadian aneh dan seram karena teman-temannya rupanya sedang memainkan petak umpet hantu yang menggunakan boneka Jepang bernama Minako. Ide ini datang dari teman mereka yang bernama Vindha, entah apa maksudnya. Boneka tersebut ternyata bukan sembarangan boneka. Tapi dihuni oleh arwah jahat yang kekuatannya semakin bertambah pada jam 3 pagi. Permainan ini harus diselesaikan, sementara harapan memenangkan permainan hanya tersedia bagi satu orang. 

Menarik bukan?, tapi pertanyaannya, apakah isi filmnya sebagus ceritanya?, jawabannya adalah, Enggak. Kecewa?, memang. Saya lagi-lagi kecewa dengan film horor lokal. Padahal ide cerita di film ini bisa dibilang mumpuni, maksudnya; unik dan beda dari film horor indonesia lainnya. Secara mengangkat Urban legend jepang.

Beberapa kekurangan di film ini adalah, pengenalan tokoh. Kita tidak diberi ruang untuk mengenal barisan tokoh yang jumlah nya lebih dari lima. Sehingga kita enggak memiliki rasa simpati terhadap tokoh-tokoh tersebut. Satu-satunya yang saya suka dari film ini adalah adegan menghindari penjaga, Menegangkan—meskipun engga sangat tegang, but itu cukup kok. 

Saya rasa masih banyak kekurangan di film ini. Namun, disisi lain film ini juga patut di apresiasi karena telah berusaha keras untuk mencapai hasil yang maksimal.

Salah satu pengajarannya adalah; "kalo kita punya dendam sama pembully kita di SMA atau pun di SD dan SMP. Ajaklah reuni dan bermain hitori kakurenbo," hahaha jangan ding. Mimin mah sesat. 

Oh iya, satu lagi yang saya suka di film ini adalah; Soundtracknya. Secara Risa Saraswati gitu looh. I love it.

Rating ; (1,5/5) 

Comments