MENAPAK AWAN DI PUNCAK SENDAREN

Di postingan blog ke 40 ini,Saya akan ngajak kalian berpetualang menapak awan di sebuah puncak bukit yang lagi ngehits di Kota Purbalingga.
Setelah melompati dua kota,puluhan desa dan kecamatan akhirnya tiba juga di Puncak Sendaren ini.
Sebuah puncak yang sebenernya gak terlalu tinggi dibanding puncak-puncak lain di pulau jawa,kalau kata para pendaki,ini tergolong kelas "sangat ringan".

Sebenernya udah lama penasaran sejak tempat ini semakin terekspos di sebuah acara petualangan yang berisi cewek-cewek cantik yang tayang di Trans 7 beberapa waktu yang lalu.

Perjalanan menaiki bukit yang cukup licin dan tanjakan curam membuat perjalanan menjadi sangat melelahkan. gak cuma itu trek menuju puncak juga cenderung memutar serta naik turun,butuh sekitar satu jam lamanya hingga tiba ke atas bukit. tapi,menurut Saya jalurnya terasa aman dan wajar sih,namanya juga perbukitan.
Puncak Sendaren berada di Desa Panusupan,kec Rembang - Purbalingga,jateng.
Kalau dari Purwokerto bisa melewati jalan raya menuju Purbalingga menuju Rembang,tinggal mengikuti petunjuk jalan karena akses menuju tempat tersebut cukup mudah. Terlebih,ada gapura selamat datang di desa wisata panusupan yang jadi penanda. di desa wisata ini ada beberapa lokasi yang memang sedang dikembangkan. ada Rumah Pohon,Jembatan Cinta dan tentunya Puncak Sendaren dan lainnya. lokasi yang terakhir itulah yang jadi tujuan saya minggu ini. Puncak Sendaren.

Pada akhir pekan,bukit ini bisa dikunjungi ratusan orang. cukup ramai karena bukit ini jadi destinasi wisata yang cukup ngehits di Purbalingga.
Sayangnya saat saya tiba di desa wisata,cuaca sangat meragukan untuk mendaki ke atas. awan hitam seolah sudah menunggu saya di puncak sana. tapi,masa iya mau balik dan pulang gitu aja? apalagi saya kan udah jauh-jauh datang dari Cilacap. karena emang udah niat banget,tanpa pikir panjang lagi langsung saya parkir motor di dekat perkampungan warga. sebuah perkampungan berisi rumah-rumah sederhana yang terlihat sangat bersahabat.

Tarif untuk menaiki Puncak Sendaren hanya 5000 plus 2000 rupiah untuk parkir. sangat murah kan?
Tapi sayangnya akses jalan di desa wisata ini sedikit kurang mulus,tapi kayaknya memang sedang dalam tahap perbaikan sih.
Saya Menaiki Puncak Sendaren sekitar pukul 11 siang. Sepanjang perjalanan kita bakalan langsung bersentuhan dengan alam,bisa mendengar kicauan burung hingga suara gemercik air di tengah hutan. 

Selain menapaki jalanan yang berbatu dan tanah liat,banyaknya anak tangga juga salah satu faktor yang membuat kaki terasa pegal. sepanjang perjalanan menuju Puncak Sendaren,kita akan menemui 3 pos peristirahatan. 
Saya beberapa kali sempat berhenti karena kehabisan nafas. emang sih hari itu stamina saya lagi sedikit menurun. rasanya lemas sekali. ngos-ngosan nyampe pucat,kaya orang gak pernah olah raga. hehehe...
Hal paling bikin kesel tentu saja hujan. beberapa lompatan lagi menuju puncak,perlahan gerimis mulai turun. sebenernya ada rasa khawatir tapi kalau dinikmati sambil melihat pemandangan indah kanan-kiri,semuanya akan mengalir membawa perasaan yang berbeda. jadi gak sabar nyampe ke atas.
Ajaib,ketika tiba di puncak bukit dengan bermandi keringat. tiba-tiba hujan berhenti,seolah-olah membiarkan kita untuk menimati alam sejenak. sementara di depan saya ada satu spot yang sangat cantik. ada jembatan awan yang membuat siapapun bakalan merasa tergerak untuk berjalan diatasnya. rasanya seperti melayang di udara. ada juga pohon-pohon yang sengaja dihias dengan sarang burung raksasa yang unik.
Ada dua jembatan awan di Puncak Sendaren ini,pada puncak pertama dan yang paling atas. sebenarnya suasananya tak jauh berbeda,view-nya juga menghadap ke arah yang sama.
Oh ya,ketika saya sempat naik ke sebuah sarang burung paling atas,beberapa kayu yang digunakan sebagai penyangga kaki sedikit keropos jadi hati-hati saja yah,guys...
Seperti yang saya bilang tadi,Puncak Sindaren ini tergolong kelas "ringan", tingginya saja hanya 650 Mdpl jadi jangan heran kalau banyak cewek-cewek juga sanggup melewatinya hingga puncak meski harus bersusah payah menahan pegal di kaki.

Di Puncak Sindaren ini juga ada beberapa spot tanah lapang yang bisa digunakan untuk camping. buat yang mau pertama kali nge-camp di gunung yang lebih kekar mungkin bukit Sindaren ini bisa jadi "pemanasan".

Saya sangat suka spot-spot foto di Bukit Sendaren ini,beberapa jadi terkesan sangat imajinatif dan tentunya instagramable banget. dari mulai sarang burung,jembatan awan hingga akar-akar di sisi jembatan yang membuat semuanya jadi ada sentuhan seni-nya. cukup menarik kalau menurut saya. hehe
Tak lama ketika saya sedang berada di Puncak tersebut,hujan tiba-tiba turun,langit menjadi lebih abu-abu sementara samar-samar dari bukit seberang sudah mulai tertutup awan kabut. wah gawat banget kan? gak cuma itu,suasana juga sudah sepi. hanya Saya dan tiga orang lainnya di atas bukit itu. Akhirnya,hanya bisa duduk diam di sebuah gubuk peristirahatan sambil memandang hujan,menyaksikan kabut-kabut tipis yang mulai turun serta suara petir yang samar-samar dan tentunya,memandang jauh ke bawah sana....perkampungan desa Panusupan serta garis-garis sawah yang semakin terlihat pudar.
Sempat sekitar 2 menit terlelap tidur tapi rasanya rugi kalau dilewatkan begitu saja. sementara waktu juga sudah semakin sore dan hujan semakin deras....
Saya juga heran,tiap kali jalan ke suatu tempat pasti gak jauh-jauh dari hujan. tapi,giliran lagi di rumah aja cuaca cerah banget. lagi dikutuk kali ya? He He...

Bagian paling menantang dari perjalanan ke Puncak Sendaren ini adalah perjalanan pulang. semua orang pasti ngerasa kalau perjalanan pulang biasanya terasa lebih cepat dari perjalanan ketika datang. saya ngerasain banget hal ini. rasanya emang lebih cepat,tapi kali ini saya harus menembus hutan dibawah guyuran hujan dan berjalan diatas tanah liat tingkat kelicinannya mungkin udah level 9. pokoknya licin banget,terlebih harus melewati tanah menurun tanpa pegangan tangan. licin,menahan dingin,kaki lemas dan mengigil. oh ya,di tengah hutan itu ada semacam curug yang sekilas memang nggak terlihat. ketika saya pulang,barulah nyadar kalau hujan membuat aliran jadi deras dan mengakibatkan ada sungai kecil yang mau tak mau harus saya lompati. kalau nggak fokus,cukup berbahaya. bisa terpeleset ke bawah sana...hiiii..
Pokoknya,jalan-jalan kali ini gak cuma tentang refreshing aja. saya ngerasain banget greget adventure-nya. errr....

Sebenernya memang ingin lebih mengeksplore desa wisata ini sih. ada beberapa tempat lain yang gak kalah keren untuk dikunjungi. tapi sayang,lagi-lagi karena dihalangi oleh cuaca yang nggak bersahabat dan keterbatasan waktu serta stamina juga sudah mulai menipis. akhirnya,yasudah harus ber-say good bye dengan Desa Wisata Panusupan. 
Terima kasih untuk alam-nya yang indah.

Comments