[Review] - Lamaran Film




Lamaran??!!
Ini merupakan salah satu film yang menjadi icon Lebaran tahun 2015! Mau tau filmnya tentang apa? Silahkan dilihat dulu trailernya.




Ceritanya tentang apa sebenarnya?
Ceritanya dimulai dengan Tiar (Acha Septriasa), pengacara keturunan Batak yang menangani kasus yang menyangkut orang penting se Indonesia. Dikarenakan kemunculan Tiar di TV, pihak yang dibela di pengadilan merasa perlu melindungi Tiar dari penjahat sebenarnya, Arip Rupawan. Dua orang agent khusus dipekerjakan khusus untuk melindungi Tiar yaitu Ary dan Sasha. Lalu petualangan pun dimulai.


Terus apa hubungannya sama lamar-lamaran?
Jadi…. sebagai salah satu bentuk perlindungan yang tidak terlalu mencurigakan, Ary dan Sasha setuju bahwa harus ada seseorang yang bersama Tiar. Orang tersebut adalah Aan, resepsionis berdarah Sunda di kantor tempat Tiar bekerja. Aan diminta kerjasamanya untuk berpura-pura menjadi pacarnya Tiar dan hadir dalam acara keluarga besar Tiar. Ceritanya terus berjalan sampai nyerempet-nyerempet ke masalah lamaran pernikahan. Nah Lohhhhh… gimana bisa yang awalnya pura-pura dan beda suka dan profesi jadi lamar-lamaran? Penasaran? Makannya nonton filmnya….


Bagus ga?
Lucu (dalam konteks yang positif). Genre film ini adalah komedi romantis dan sepanjang film, bioskop tempat saya menonton dipenuhi gelak tawa penonton. Memang ada si penonton yang norak dikit-dikit ketawa nggak jelas padahal humornya aja belum keluar tapi secara keseluruhan film ini memang lucu dan berhasil menghibur.



Lucunya dimana?
Dialog-dialognya yang ringan, spontan, dan natural. Secara jalan cerita memang sedikti “agak” maksa tapi peran serta gelagat tokoh-tokoh di sepanjang film menghibur banget. Terutama karakter mamanya Tiar. Ibu-ibu banget…. dialog-dialognya juga lucu. Misalnya pas dia baru sampe di rumah calon besan dan mulai komplain soal hiasan-hiasan di rumah. Pas ngelewatin gantungan foto-foto keluarga, dia (dengan cepat nyeletuk, “apa pula ini foto botak macam ini.” Hahahaha….


Hal menarik lainnya juga dialog-dialog antara Ary dan Sasha. Memang ada beberapa bagian yang awalnya membingungkan dan bikin mikir… dua orang ini maksudnya mau ngomong apa, tapi justru letak humornya memang di situ. Belum lagi ada scene yang menampilkan kemampuan Sasha ngomong pake bahasa Sunda? WOW!!! Hahaha.


Cuma itu aja lucu-lucunya?
Masih banyak… Selain yang sudah saya sebutkan di atas, berikut beberapa adegan/bagian yang bikin satu bioskop heboh dan juga paling saya ingat.
  1. Scene antara Raymond dan Ary! Hahaha… Genius! (lucu, meskipun tidak ada maksud merendahkan ya).
  2. Comment-comment mamanya Tiar & mamanya Aan sepanjang film.
  3. Scene Aan mimisan (yang kedua ya)
  4. Bahasan-bahasan mengenai makanan (ini juga tidak bermaksud menghina).
  5. Akting sepupunya Tiar! Menurut saya dia aktingnya yang paling dapet!
  6. Video klip cinta dalam bahasa Batak. Hahahaha
  7. Dan tentu saja masih banyak lagi….


Nggak ada yang nggak bagusnya?
Ada beberapa bagian yang menurut saya pribadi bisa dikembangkan lagi untuk mendukung humor yang sudah begitu baik. Hal-hal tersebut antara lain.
  1. Jalan cerita : seperti yang sudah disebutkan di atas, jalan ceritanya agak “maksa” dan terkesan lari dari permasalahan utama. Mungkin penonton sudah mengerti memang genrenya komedi jadi ngikutin aja selama masih bisa ketawa-ketawa cuma alangkah lebih baik jika humor yang sudah begitu baik bisa disajikan dengan jalan cerita yang juga enak diikuti.
  2. Karakter kurang penting : banyak karakter-karakter sepanjang film yang menurut saya tidak mempunyai peran begitu besar untuk jalan cerita secara keseluruhan. Misalnya orang yang dipekerjakan Arip itu mengawasi/mengancam Tiar…. Hmmmmm….. agak aneh yah keberadaan serta karakter yang ditampilkan. Lucu? Lucu sekali tapi tetap kurang masuk akal. Kemudian si opung….
  3. Klimaks yang gantung dan aneh. Seperti yang bisa diperkirakan oleh penonton… Tiar akhirnya jatuh cinta pada Aan. Semuanya diungkap dalam dialog antara Aan dan Tiar… sayangnya ketika scene ini muncul kurang menyentuh dan terkesan “kasar” dan lagi-lagi agak maksa…. kalau lebih lembut dan juga disertai alasan kenapa Tiar akhirnya klepek-klepek sama Aaan (selain karena masalah stand up comedy mamanya Tiar) pasti jadi lebih bagus!
  4. Judulnya yang sedikit bikin salah kaprah. Hahaha… Mendengar judul ini dan dua unsur budaya yang berusaha ditampilkan, saya kira filmnya memang menyoroti prosesi lamaran dengan adat Batak dan Sunda.. namun ternyata bukan itu fokusnya. Adat istiadat yang ditampilkan juga belum terlalu kental tapi sekali lagi cukup menghibur dan ketara perbedaannya.


Jadi kesimpulannya?
Film ini patut ditonton untuk menghilangkan stress dan kesemrawutan pasca lebaran dan musim mudik! Humornya segarrrr dan berhasil bikin ketawa ketiwi tanpa kelewat mikir.
Pstttt: bonus fantastisnya… ada penampilan special dari Project Pop dia akhir film!


Terima kasih Rapi Film, sutradara, dan segenap pemain untuk film Lamaran nya.
Kami tunggu film dengan humor segarnya yang seperti ini lagi :D


Sofi Meloni

Comments