Hidup di desa kayaknya asyik ya?
Bisa nikmatin pemandangan yang bagus, udara sejuk, gotong royong, dan lain-lain.
Well, sebetulnya banyak banget desa di Indonesia yang tipenya seperti itu.
Tiap tahun gue selalu ke desa pembantu gue.
Memang kayak begitu kok!
Tapi entah kenapa,
Gue justru tertarik sama salah satu desa di Eropa.
Kalau misalnya ada meditasi nih, gue selalu mengkhayal tentang desa ini.
Soalnya katanya pemandangannya memang indah banget, walaupun gue cuma tau keindahan itu dari Google doang.
Teng tereng...
Desa ini adalah desa Juf yang berada di Swiss.
Desa Juf terhitung sebagai sebuah desa tertinggi di Eropa. Berada kalo gak salah di kaki gunung Alpen lah. Anjas, liat fotonya aja udah bikin gue ngiler. Kayaknya asyik bener ya tinggal disana? Jalanan terjal hijau...di kaki gunung lagi! Desa tertinggi di Eropa pula!
Wisss bro, tau darimana desa ini?
Dari buku lah.
Pertama kali tahu dari novel Alline---salah satu penulis remaja fav gue. Walaupun tahunya dari novel pinjaman sih, ahahah. Di novelnya yang berjudul Aviredie, menceritakan sebuah persahabatan yang terjalin di desa ini. Gue terus terang salut sama novel ini. Alline emang best writer, hahaha! Ketahuan dari betapa luasnya geografi yang dia tampilkan di novelnya itu.
Dan gue langsung cari tentang desa ini dan memang bagus banget. Entah kenapa, pengen aje tinggal disana. Keciprat novel Aviredie kali ya? Hihihi. Tapi bro, tapi...
GUE GAK BISA JERMAN ATAU PRANCIS SATU KATA PUN.
Prancis aja cuma tau bonjour, je t'aime, dan kata-kata mainstream lainnya. Peleh, itu juga gak tau pengucapan yang benernya gimana. Jerman? Cuma tahu Danke, artinya terimakasih. Lah gimana mau tinggal disana. Masih mending juga ada rumah yang bisa ditempatin buat homestay. Kalau di novel Aviredie, si Avoinne sih bisa dengan gampangnya hidup disana, karena Bibinya adalah penduduk sana. Dia juga kan orang New Zealand gitu. LAH GUE?
Ah. Doa saja semoga ada orang yang berbaikhati ngajarin gue bahasa Jerman atau Prancis, dan ada homestay buat tinggal disana. Huhuhu, semoga aja.
Yey that's all. Juf aku datang. (emangnya kapan?)
Bisa nikmatin pemandangan yang bagus, udara sejuk, gotong royong, dan lain-lain.
Well, sebetulnya banyak banget desa di Indonesia yang tipenya seperti itu.
Tiap tahun gue selalu ke desa pembantu gue.
Memang kayak begitu kok!
Tapi entah kenapa,
Gue justru tertarik sama salah satu desa di Eropa.
Kalau misalnya ada meditasi nih, gue selalu mengkhayal tentang desa ini.
Soalnya katanya pemandangannya memang indah banget, walaupun gue cuma tau keindahan itu dari Google doang.
Teng tereng...
Desa ini adalah desa Juf yang berada di Swiss.
Desa Juf terhitung sebagai sebuah desa tertinggi di Eropa. Berada kalo gak salah di kaki gunung Alpen lah. Anjas, liat fotonya aja udah bikin gue ngiler. Kayaknya asyik bener ya tinggal disana? Jalanan terjal hijau...di kaki gunung lagi! Desa tertinggi di Eropa pula!
Wisss bro, tau darimana desa ini?
Dari buku lah.
Pertama kali tahu dari novel Alline---salah satu penulis remaja fav gue. Walaupun tahunya dari novel pinjaman sih, ahahah. Di novelnya yang berjudul Aviredie, menceritakan sebuah persahabatan yang terjalin di desa ini. Gue terus terang salut sama novel ini. Alline emang best writer, hahaha! Ketahuan dari betapa luasnya geografi yang dia tampilkan di novelnya itu.
Dan gue langsung cari tentang desa ini dan memang bagus banget. Entah kenapa, pengen aje tinggal disana. Keciprat novel Aviredie kali ya? Hihihi. Tapi bro, tapi...
GUE GAK BISA JERMAN ATAU PRANCIS SATU KATA PUN.
Prancis aja cuma tau bonjour, je t'aime, dan kata-kata mainstream lainnya. Peleh, itu juga gak tau pengucapan yang benernya gimana. Jerman? Cuma tahu Danke, artinya terimakasih. Lah gimana mau tinggal disana. Masih mending juga ada rumah yang bisa ditempatin buat homestay. Kalau di novel Aviredie, si Avoinne sih bisa dengan gampangnya hidup disana, karena Bibinya adalah penduduk sana. Dia juga kan orang New Zealand gitu. LAH GUE?
Ah. Doa saja semoga ada orang yang berbaikhati ngajarin gue bahasa Jerman atau Prancis, dan ada homestay buat tinggal disana. Huhuhu, semoga aja.
![]() | |||||
Urgh. |
Yey that's all. Juf aku datang. (emangnya kapan?)
Comments
Post a Comment